
Mudir Ma’had Aly Lirboyo Kupas Tafaqquh Fi Ad-Din di Iftitah Ad-Dirasah Ma’had Aly Nurul Jadid Paiton
Senin (05/05/2025) – KH. Muhammad Dahlan Ridwan, Mudir Satu Ma’had Aly Lirboyo, hadir dan memberikan penjelasan mendalam mengenai Tafaqquh Fi Ad-Din dalam acara Iftitah Ad-Dirasah yang diselenggarakan oleh Ma’had Aly Nurul Jadid Paiton.
Acara yang bertema “Meneladani Fuqoha dalam Memperteguh Semangat Tafaquh Fi Ad-Din” ini berlangsung di Auditorium Ma’had Aly Nurul Jadid dengan antusiasme tinggi dari para peserta.
Tampak turut hadir di acara ini Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Zuhri Zaini serta Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid, K. Muhammad Al-Fayyadl, M.Phil., yang membuka acara dengan sambutan hangat. Hadir pula KH. Ahmad Barizi Muhdhar. Para mahasantri putra dan putri ikut memeriahkan kegiatan ini dengan semangat yang luar biasa.
Dalam kesempatan tersebut, KH. Muhammad Dahlan Ridwan menyampaikan rasa syukur atas kesempatan bersilaturahmi dengan keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid yang sudah cukup masyhur sejak masa kecil beliau.
Makna Bahasa dan Perkembangan Istilah Tafaqquh
KH. Muhammad Dahlan Ridwan mengawali penjelasannya bahwa secara bahasa, kata tafaqquh berasal dari akar kata faqiha-yafqahu-fiqhan yang berarti membuka atau memahami sesuatu secara mendalam. Dalam konteks ini, fiqh bukan hanya ilmu yang berkenaan dengan hukum Islam melainkan juga pengetahuan yang membuka dan memahami persoalan rumit dari ketidaktahuan menjadi tahu.
Seiring berjalannya waktu, makna fiqh menjadi berkembang dari pemahaman hukum Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis menjadi ilmu syariah yang mengatur tata cara ibadah dan muamalah. Kitab-kitab klasik seperti Fathul Qarib, Fathul Mu’in, dan Fathul Wahab menjadi rujukan utama dalam memahami ilmu fiqh secara sistematis.
Namun, tafaqquh tidak terbatas pada cabang-cabang syariah saja, melainkan mencakup pemahaman yang lebih luas meliputi akidah, akhlak, muamalah, dan aspek agama secara menyeluruh. Hal ini ditegaskan dengan hadits Rasulullah SAW: “Man Yuridillahu Bihi Khairan Yufaqqihhu Fiddin,” yang menunjukkan bahwa tafaqquh adalah pemahaman mendalam terhadap agama secara komprehensif.
“Tema ini sangat penting karena meneladani sosok faqih yang memiliki kepiawaian dalam pemahaman agama, serta dapat mengajarkan bagaimana mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari,” ujar KH. Muhammad Dahlan Ridwan.
Urgensi Peran Al-Faqih dan Bahaya Kesalahpahaman dalam Memahami Teks
Dalam penyampaian risalah agama, tidak cukup hanya menurunkan kitab suci seperti Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Qur’an, tetapi juga diperlukan sosok Al-Faqih yang mampu memahami dan mengajarkan isi kitab tersebut. Tanpa keberadaan guru yang kompeten, teks agama rawan disalahpahami dan menimbulkan kesesatan.
KH. Muhammad Dahlan Ridwan lantas mengutip ungkapan Sufyan bin Uyainah, “Al-Hadits Madillatun Illa Lil Fuqoha,” yang berarti teks agama bisa menjadi sumber kesesatan jika tidak dipahami oleh ahli di bidangnya. Contohnya, hadis populer “Innamal A’malu Bin Niyat” jika dipahami dangkal tanpa bimbingan seorang guru, maka bisa menimbulkan pemahaman keliru bahwa amal hanya cukup dengan niat tanpa perbuatan nyata.
Beliau juga menyoroti kelompok yang memahami ibadah hanya sebagai amal hati tanpa tindakan lahiriah, yang jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, bimbingan guru sangat penting dalam proses tafaqquh agar pemahaman agama tetap murni dan benar. “Rasulullah SAW pun belajar melalui malaikat Jibril AS, apalagi kita yang manusia biasa,” tegas Mudir Satu Ma’had Aly Lirboyo ini.
Sesi Dialog Interaktif yang Penuh Antusiasme
Sesi tanya jawab yang dipandu moderator berlangsung interaktif dengan berbagai pertanyaan dari mahasantri. Salah satu pertanyaan menyinggung apakah mahasantri masa kini yang memiliki sarana lengkap masih bisa meniru ketekunan Imam Asy-Syafi’i yang belajar dalam keterbatasan.
KH. Muhammad Dahlan Ridwan menegaskan bahwa keteguhan hati adalah kunci utama dalam menuntut ilmu, bukan hanya sarana dan prasarana. Beliau mencontohkan ajaran Hujjah Al-Islam Imam Al-Ghazali dalam kitab Bidayah Al-Hidayah tentang pentingnya mengatur waktu dan berkhidmah kepada guru serta lingkungan belajar agar keberkahan senantiasa mengalir.
Kegiatan Iftitah Ad-Dirasah ini ditutup dengan pembacaan Al-Fatihah, dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata dari Ma’had Aly Nurul Jadid kepada KH. Muhammad Dahlan Ridwan, serta foto bersama Pengasuh dan Dewan Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid.

Sumber: Kanal Youtube @mahadalynuruljadid
M. Jihad Al-Khoiri
13 Mei 2025
Mahasantri Ma’had Aly Lirboyo bahas soal Dam Haji di Indonesia dalam forum Bahtsul Masail
Ma'had Aly Lirboyo
09 Mei 2025
Ma’had Aly Lirboyo mengadakan seleksi ujian masuk bagi calon Mahasantri Marhalah Tsaniyah Tahun Akademik 1446 H./2025 M.
Ma'had Aly Lirboyo
05 Mei 2025
Pengelola Website dan Media Ma’had Aly Lirboyo mengadakan rapat sosialisasi bersama mahasantri
A. Zaeini Misbaahuddin Asyuari
22 Apr 2025
Dalam rangka memperingati Hari Bumi Ma’had Aly Lirboyo menggelar bedah buku bertajuk: Merajut Fikih Perempuan dan Kelestarian Bumi
Syauqi Multazam
22 Apr 2025
Ratusan mahasantri Ma’had Aly Lirboyo melaksanakan aksi bersih-bersih lingkungan sebagai wujud nyata kepedulian terhadap kelestarian alam
Ma'had Aly Lirboyo
19 Apr 2025
Ma’had Aly Lirboyo menerima kunjungan studi banding dari Pondok Pesantren Mahir Arriyadl Ringinagung Pare
13 Mei 2025 229 views
Mahasantri Ma’had Aly Lirboyo bahas soal Dam Haji di Indonesia dalam forum Bahtsul Masail
09 Mei 2025 337 views
Ma’had Aly Lirboyo mengadakan seleksi ujian masuk bagi calon Mahasantri Marhalah Tsaniyah Tahun Akademik 1446 H./2025 M.
06 Mei 2025 259 views
Mudir Ma’had Aly Lirboyo, menjelaskan soal Tafaqquh Fi Ad-Din dalam Iftitah Ad-Dirasah Ma’had Aly Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Comments are not available at the moment.