Home » Artikel » Kuliah Umum Marhalah Tsaniyah: Gus Reza Jelaskan Sinergi Sains dan Agama

Kuliah Umum Marhalah Tsaniyah: Gus Reza Jelaskan Sinergi Sains dan Agama

Syauqi Multazam 01 Nov 2025 266

Mahad Aly Lirboyo Marhalah Tsaniyah kembali menggelar kuliah umum yang mengusung tema menarik dan relevan, “Relasi Sains dan Agama“. Acara yang berlangsung di Aula An-Nawawi pada Kamis (29/10/2025) tersebut menghadirkan pemateri kompeten, Dr. KH. Reza Ahmad Zahid, Lc., M.A., untuk mengupas tuntas dialektika kedua entitas pengetahuan itu.

Dalam paparannya yang mendalam, Gus Reza—sapaan akrab Dr. KH. Reza Ahmad Zahid—memaparkan bahwa dalam diskursus relasi sains dan agama, setidaknya terdapat dua mazhab utama, yaitu mazhab Natural dan Supranatural. Dari dua kerangka besar ini, kemudian memunculkan berbagai varian mazhab turunan yang pada akhirnya dapat disimpulkan dalam empat pola interaksi, yakni: 1. Konflik (conflict), 2. Kontras (contrast), 3. Kontak (contact) dan 4. Konfirmasi (confirmation).

“Namun, sebagai santri, kita harus meyakini bahwa Agama dan Sains selalu memiliki relasi dan keterkaitan, meskipun tidak semua poin dalam Agama harus dibenturkan dengan Sains,” tegasnya. Pemikiran ini, lanjut Gus Reza, cenderung selaras dengan dua pola interaksi terakhir, yakni Kontak dan Konfirmasi, yang menekankan pada hubungan saling mengisi dan menguatkan.

Beliau menguatkan argumennya dengan merujuk pada Al-Quran yang dalam lebih dari 100 ayatnya menyeru manusia untuk senantiasa berpikir dan merenungi ciptaan-Nya. Lebih jauh, Gus Reza menukil kilau sejarah keemasan Islam, di mana para ilmuwan sekaligus ulama seperti Al-Biruni, Ibnu Sina, dan Ibnu Al-Haytam atau Alhazen tidak pernah memandang adanya dikotomi antara iman dan akal. “Bagi mereka, Sains adalah manifestasi dari Tauhid—sebuah pengakuan bahwa seluruh alam berjalan di bawah satu Hukum Sang Pencipta,” jelasnya.

Mengutip pernyataan terkenal dari Albert Einstein, “Science without religion is lame, religion without science is blind,” Gus Reza menerjemahkan dan memaknainya sebagai: “Sains tanpa agama akan pincang, sedangkan agama tanpa sains akan buta.” Pernyataan ini menegaskan bahwa keduanya saling membutuhkan untuk mencapai pemahaman yang utuh tentang realitas.

Sesi dialog pun berlangsung hidup. Ali Ahmad, salah satu mahasantri Marhalah Tsaniyah, mendapat kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kritis. Ia mempertanyakan sejauh mana manusia harus mendalami ilmu pengetahuan yang terkesan duniawi, sementara Al-Quran menyebut dunia hanyalah la’bun wa lahwun (permainan dan senda gurau).

Dengan mantap, Gus Reza -yang juga menjadi Rektor Universitas Islam Tribakti Lirboyo- menjawab, “Selamanya! Seorang manusia harus senantiasa menggali berbagai macam pengetahuan di dunia ini!” Beliau kemudian menyitir sebuah pepatah bijak: “When you reach the top of mountain you will find God.” Maknanya, semakin tinggi pengetahuan seseorang, semakin dekat pula ia menemukan Tuhan. Artinya, dengan semakin mendalami ilmu pengetahuan, seorang manusia akan semakin mampu menyelami kebesaran dan keagungan Sang Pencipta, sehingga ilmu itu justru menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan, bukan menjauhkannya dari agama.

Pesan untuk Para Mahasantri

Di penghujung acara, Gus Reza memberikan pesan dan wejangan kepada para mahasantri. Pertama, beliau menekankan pentingnya kepedulian dan kepekaan sosial. Artinya, Mahasantri harus tanggap atas apa yang dibutuhkan oleh umat dan masyarakat sekitar. Hal ini merujuk pada dawuh KH. Mahrus Aly:

من لم يهتم بأمور المسلم فليس منّا

Artinya: “Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan umat Islam, maka dia bukan dari golongan kami.”

Kedua, beliau mendorong agar para mahasantri tidak hanya berkonsentrasi pada satu bidang profesi. “Tidak semuanya harus jadi Kiai. Jadilah pengusaha, business man, petani, bahkan pejabat. Sebab di tangan para mahasantri yang mengerti agama, kebijakan yang berujung pada kemaslahatan umat lebih bisa diharapkan,” anjurnya.

Beliau menganjurkan para mahasantri agar memikirkan secara mendalam salah satu pesan Nabi Ya’qub pada putra-putranya di QS. Yusuf ayat 67:

لَا تَدْخُلُوا مِن بَابٍ وَٰحِدٍ وَٱدْخُلُوا مِنْ أَبْوَٰبٍ مُّتَفَرِّقَةٍ

Artinya: “Janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda-beda.

Kuliah umum yang berlangsung khidmat ini ditutup dengan doa bersama, meninggalkan semangat dan wawasan baru bagi segenap mahasantri untuk menjembatani sains dan agama dalam kontribusi mereka bagi masyarakat dan umat.

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Postingan Terkait
Berikut Teks Lengkap Ikrar Santri Lirboyo untuk Indonesia yang Berdaulat

Raden Muhammad Rifqi

27 Okt 2025

Ini teks lengkap Ikrar Santri Lirboyo untuk Indonesia yang dibacakan pada apel HSN 2025

Daurah Ilmiah Ilmu Hadis Aswaja Bersama Syekh Dr. Muhyiddin Awwamah (12): Sanad dan Klasifikasinya dalam Kajian Ilmu Hadis

Redaktur

24 Okt 2025

Di forum dauroh tersebut Syekh Awwamah menguraikan pentingnya sanad dalam transmisi hadis

Kajian Fikih dan Ushul Fikih: Memahami Dalil-Dalil Syariat dan Implikasi Istishlah terhadap Hukum Islam

Redaktur

15 Okt 2025

Berikut ini resume kajian fikih dan ushul fikih dalam Kuliah Takhassus Marhalah Ula Ma’had Aly Lirboyo

Daurah Ilmiah Ilmu Hadis Aswaja Bersama Syekh Dr. Muhyiddin Awwamah (11): Hadis Fardu, Musnad, dan Metode I’tibar

Redaktur

08 Okt 2025

Pada kesempatan kali ini, Syekh Awwamah menguraikan ragam hadis beserta hukum, syarat, dan metodenya

Daurah Ilmiah Ilmu Hadis Aswaja Bersama Syekh Dr. Muhyiddin Awwamah (10): Mengupas Hadis Syadz hingga Maudhu’

Redaktur

26 Sep 2025

Syekh Awwamah dalam Dauroh ini membahas Hadis Dhaif hingga Maudhu’ secara detail

Umma: 24 Kisah Inspiratif Muslimah Masa Kini

Raden Muhammad Rifqi

20 Sep 2025

Kumpulan kisah Inspiratif dari Muslimah-Muslimah Hebat