Home » Artikel » Artikel Mahasantri » HARI BUMI 2025: OUR POWER, OUR PLANET

HARI BUMI 2025: OUR POWER, OUR PLANET

Ma'had Aly Lirboyo 23 Apr 2025 232

Pada 22 April 2025, dunia kembali memperingati Hari Bumi untuk ke-55 kalinya sejak dicanangkan pada tahun 1970 oleh Gaylord Nelson, seorang aktivis lingkungan sekaligus Senator Amerika Serikat. Momen ini menjadi pengingat global akan pentingnya menjaga planet yang menjadi satu-satunya tempat tinggal kita.

Tema Hari Bumi tahun ini, “Our Power, Our Planet” atau “Energi Kita, Planet Kita”, menyerukan kolaborasi global dalam mendukung energi terbarukan dan mendorong peningkatan pembangkitan listrik ramah lingkungan hingga tiga kali lipat pada tahun 2030.

Kabar Bumi Kita: Alarm Bencana dan Krisis Iklim

Planet kita menghadapi krisis lingkungan yang semakin mengkhawatirkan: perubahan iklim, kebakaran hutan, dan banjir besar kini menjadi bencana rutin. Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI) menunjukkan, dalam kurun 2020–2024, Indonesia mengalami setidaknya 20.474 kejadian bencana alam, dengan 2.650 korban jiwa.

Fenomena ini bukan sekadar ketetapan takdir, melainkan juga akibat dari perilaku manusia terhadap bumi. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syura ayat 30:

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

Artinya: “Musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri.”

Perubahan iklim semakin nyata. Menurut Climate.gov, sepuluh tahun terpanas dalam sejarah terjadi antara 2014–2023. Bahkan 2024 tercatat sebagai tahun terpanas, dan 2025 diprediksi menyusul. Penyumbang utama tren ini adalah emisi karbon dari pembakaran bahan bakar fosil secara masif.

Energi Indonesia dan Harapan Masa Depan

Di Indonesia, penggunaan energi fosil masih dominan. Pada 2023, penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) baru mencapai 13,09%, dibanding 40,46% batubara. Namun, tren ini mulai berubah. Pemerintah menargetkan penggunaan EBT mencapai 23% pada 2025.

Langkah-langkah strategis pun diambil, seperti aksesi terhadap Paris Agreement dan partisipasi aktif dalam COP29 di Azerbaijan. Pemerintah menegaskan bahwa keterlibatan Indonesia bukan bergantung pada bantuan luar, melainkan pada kemitraan yang saling menguntungkan—sebuah semangat mandiri yang berpijak pada kaidah fiqh:

تَصَرُّفُ الْإِمَامِ عَلَى الرَّعِيَّةِ مَنُوْطٌ بِالْمَصْلَحَةِ

Artinya: “Kebijakan pemerintah terhadap rakyat harus berdasarkan kemaslahatan.”

Memaknai Q.S. Al-A’raf Ayat 56

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلَا تُفْسِدُوْا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا

Artinya: “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik.” (QS. Al-A’raf: 56)

Para mufasir seperti Imam Al-Qurthubi dan Fakhruddin Ar-Razi menafsirkan “kerusakan” sebagai segala bentuk tindakan destruktif, termasuk kerusakan lingkungan. Imam Ad-Dhahak bahkan mencontohkan eksplisit: “Jangan tebang pohon yang berbuah jika hanya untuk menyengsarakan makhluk lain.”

Hal ini sejalan dengan hadits Nabi SAW:

لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ

Artinya: “Tidak boleh menimbulkan bahaya bagi orang lain, baik disengaja maupun tidak.” (H.R. Ibn Majah)

Islam menekankan sikap kasih sayang dan tanggung jawab terhadap sesama dan alam. Inilah nilai yang harus menjadi dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan ekologis.

Kita semua dapat mengambil bagian dalam perbaikan bumi, seperti:

  • Menggunakan kompor induksi atau biomassa
  • Beralih ke kendaraan listrik
  • Mematikan mesin saat berhenti

Aksi kecil yang konsisten mampu menciptakan perubahan besar. Inilah efek kupu-kupu yang akan berdampak sistemik. Konsistensi adalah kunci, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ استَقِمْ

Artinya: “Ucapkanlah, ‘Aku beriman kepada Allah,’ lalu beristiqomahlah.” (H.R. Muslim)

Kesimpulan

Dengan demikian, momentum Hari Bumi bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan ajakan untuk merenungi hubungan manusia dengan alam. Kita memiliki kekuatan dan tanggung jawab untuk memperbaiki bumi. Dukungan terhadap energi terbarukan dan gaya hidup hijau adalah kunci masa depan yang lestari.

Selamat Hari Bumi!
Energi Kita, Planet Kita!


Penulis: Ali Ahmad Fatoni

(Mahasantri Marhalah Ula Semester 8)

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Postingan Terkait
Menumbuhkan Sikap Nasionalisme Melalui Pemahaman Sejarah

Ma'had Aly Lirboyo

17 Mar 2025

Sebagai warga negara, perlu kiranya untuk melihat bagaimana para leluhur memperjuangkan bangsa. Ini penjelasannya melalui pendekatan sejarah

Keindahan Perilaku: Modal Utama dalam Membangun Hubungan Sosial

Ma'had Aly Lirboyo

17 Mar 2025

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri. Berikut ini modal utama dalam membangun interaksi sosial

Telaah Pemahaman Jihad dan Konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar serta Implementasinya di Indonesia

Ma'had Aly Lirboyo

17 Mar 2025

Banyak orang yang mengatasnamakan jihad dan amar ma’ruf nahi munkar. Begini pemahaman dan implementasinya di Indonesia