Home » Artikel » Daurah Ilmiah Ilmu Hadis Aswaja Bersama Syekh Dr. Muhyiddin Awwamah (6): Klasifikasi dan Macam Hadis

Daurah Ilmiah Ilmu Hadis Aswaja Bersama Syekh Dr. Muhyiddin Awwamah (6): Klasifikasi dan Macam Hadis

Redaktur 08 Agu 2025 176

Syekh Dr. Muhyiddin Awwamah kembali membagikan khazanah keilmuan hadis dalam pertemuan keenam Daurah Ilmiah Ilmu Hadis Aswaja. Kali ini, fokus utama pembahasan adalah klasifikasi dan macam hadis, sebuah topik fundamental dalam studi hadis.

Pembahasan ini dirasa penting untuk memahami bagaimana sebuah hadis dapat diterima, ditolak, atau dikategorikan berdasarkan berbagai aspeknya.

Pembagian Hadis Berdasarkan Diterima atau Ditolaknya

Secara mendasar, hadis dapat dibagi menjadi dua kategori utama berdasarkan penerimaan atau penolakannya, yaitu hadis maqbul (diterima) dan hadis mardud (ditolak).

Hadis Maqbul terdiri dari hadis sahih dan hadis hasan. Keduanya dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Sahih li-dzhatihi (sahih karena zatnya) atau li-ghairihi (sahih karena faktor lainnya).
  • Hasan li-dzhatihi (hasan karena zatnya) atau li-ghairihi (hasan karena faktor lainnya).

Sementara itu, hadis Mardud: Terdiri dari hadis maudhu’ (palsu) dan hadis dhoif (lemah). Hadis dhoif dapat terjadi karena beberapa faktor, di antaranya:

  • Sanad tidak bersambung (muttasil). Contohnya adalah hadis mu’allaq (perawi di awal sanad gugur satu atau lebih secara berurutan) dan hadis munqati’ (perawi gugur satu atau lebih, namun tidak berurutan).
  • Perawi tidak adil.
  • Perawi tidak dhobit (kurang kuat hafalan atau ketepatannya).
  • Hadisnya bertentangan dengan riwayat perawi yang tepercaya (tsiqah).
  • Adanya ‘illat qadihah (cacat yang merusak).

Klasifikasi Hadis Berdasarkan Penyandarannya

Hadis juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kepada siapa ia disandarkan:

  • Hadis Qudsi: Disandarkan kepada Allah SWT. ditandai dengan frasa قال الله تعال meskipun sama-sama dari Allah, Hadis Qudsi berbeda dengan Al-Qur’an.
  • Hadis Marfu’: Disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.
  • Hadis Mauquf: Disandarkan kepada para sahabat.
  • Hadis Maqthu’: Disandarkan kepada para tabiin.

Pembagian Hadis Berdasarkan Jumlah Perawi

Jumlah perawi dalam setiap tingkatan sanad juga menjadi faktor penting dalam klasifikasi hadis:

  • Hadis Ghorib: Hanya diriwayatkan oleh satu perawi pada salah satu tingkatannya.
  • Hadis Aziz: Diriwayatkan oleh minimal dua perawi pada setiap tingkatannya.
  • Hadis Masyhur: Diriwayatkan oleh minimal tiga perawi pada setiap tingkatannya.
  • Hadis Mutawatir: Diriwayatkan oleh sepuluh perawi atau lebih pada setiap tingkatannya.

Selain itu, terdapat juga klasifikasi lain seperti hadis yang khusus pada sifat sanadnya (seperti hadis ‘Ali dan Nazil), hadis yang musytarak antara matan dan sanad (seperti hadis Mudraj atau Maqlub), dan hadis yang khusus pada matan fiqih (seperti muhkamul hadis dan nasikh-mansukh).

Mengenal Lebih Dalam Hadis Sahih

Syekh Muhyiddin Awwamah juga mengupas tuntas tentang hadis sahih, beliau menjelaskan bahwasanya hadis sahih memiliki beberapa kriteria:

  • Definisi Hadis Sahih

Hadis yang sanadnya bersambung, perawinya adil dan kuat hafalannya (dhobit), tidak bertentangan (syadz), dan tidak memiliki cacat yang merusak (‘illat qadihah). Setidaknya ada lima syarat utama yang harus dipenuhi.

  • Ketersambungan Sanad

Sanad harus bersambung secara esensi (muttashil haqiqi), bukan hanya secara tampak saja (muttashil dzohiri).

  • Rawi Bersifat Adil

Syarat ini mengecualikan perawi yang fasik atau kurang menjaga etika (kharimul muruah). Standar adalah ini bisa berbeda tergantung waktu dan tempat.

  • Rawi Kuat Hafalannya (Dlobit)

Dlobit ini terbagi menjadi dhobit shadr (kuat hafalan) dan dhobit kitab (kuat ketepatan tulisan).

  • Tidak Terdapat ‘Illat

Hanya ‘illat yang merusak (qadihah) yang dapat memengaruhi keabsahan hadis sahih.

Pembahasan mengenai klasifikasi hadis ini tidak hanya memperkaya wawasan ilmu mustholah hadis, melainkan juga menjadi aspek penting bagi setiap penuntut ilmu untuk lebih teliti dan bijak dalam memahami sumber-sumber ajaran Islam.

Dengan memahami kategori-kategori di atas, kita diharapkan dapat membedakan mana hadis yang dapat dijadikan hujjah dan mana yang tidak.


Editor: A. Zaeini Misbaahuddin Asyuari

Penulis: Burhan Yusuf Syaifudin

(Mahasantri Semester III Marhalah Ula Ma’had Aly Lirboyo)

mahadalylirboyo.ac.id

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Postingan Terkait
Kajian Fikih dan Ushul Fikih: Memahami Dalil-Dalil Syariat dan Implikasi Istishlah terhadap Hukum Islam

Redaktur

15 Okt 2025

Berikut ini resume kajian fikih dan ushul fikih dalam Kuliah Takhassus Marhalah Ula Ma’had Aly Lirboyo

Daurah Ilmiah Ilmu Hadis Aswaja Bersama Syekh Dr. Muhyiddin Awwamah (11): Hadis Fardu, Musnad, dan Metode I’tibar

Redaktur

08 Okt 2025

Pada kesempatan kali ini, Syekh Awwamah menguraikan ragam hadis beserta hukum, syarat, dan metodenya

Daurah Ilmiah Ilmu Hadis Aswaja Bersama Syekh Dr. Muhyiddin Awwamah (10): Mengupas Hadis Syadz hingga Maudhu’

Redaktur

26 Sep 2025

Syekh Awwamah dalam Dauroh ini membahas Hadis Dhaif hingga Maudhu’ secara detail

Umma: 24 Kisah Inspiratif Muslimah Masa Kini

Raden Muhammad Rifqi

20 Sep 2025

Kumpulan kisah Inspiratif dari Muslimah-Muslimah Hebat

Bahtera Semesta: Menelusuri Sejarah dan Keimanan Orang Tua Nabi Muhammad SAW

A. Zaeini Misbaahuddin Asyuari

15 Sep 2025

Buku ini membahas keimanan orang tua Nabi Muhammad SAW dan menumbuhkan kecintaan kepada beliau

Rindu Rosul: Menyelami Teladan Agung dari Kehidupan Nabi Muhammad SAW

Raden Muhammad Rifqi

11 Sep 2025

Buku ini mampu membangkitkan rindu dan meneteskan air mata saat menyelami perjalanan hidup Rasulullah