
Daurah Ilmiah Ilmu Hadis Aswaja Bersama Syekh Dr. Muhyiddin Awwamah (12): Sanad dan Klasifikasinya dalam Kajian Ilmu Hadis
Dalam forum Daurah Ilmiah Ilmu Hadis Ahlussunnah wal Jamaah ke-12, Syekh Dr. Muhyiddin Awwamah mengetengahkan pembahasan tentang pentingnya sanad dalam transmisi hadis. Beliau menegaskan bahwa sanad merupakan salah satu khushushiyyah (keistimewaan) umat Nabi Muhammad SAW, yang tidak dimiliki oleh umat-umat sebelumnya. Melalui sistem sanad, keaslian dan otoritas hadis dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Konsep dan Urgensi Sanad
Sanad secara etimologis berarti sandaran atau sesuatu yang dijadikan pegangan. Dalam konteks ilmu hadis, sanad merupakan rangkaian perawi yang meriwayatkan hadis dari Rasulullah SAW hingga sampai kepada perawi terakhir. Imam Abdullah bin Mubarak menegaskan pentingnya sanad dengan pernyataannya yang cukup populer:
الإسناد من الدين، ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء
Artinya: “Sanad adalah bagian dari agama, tanpa sanad orang akan berbicara semaunya.”
Dengan demikian, sanad menjadi salah satu pilar utama dalam keotentikan ajaran Islam, karena dengannya dapat diketahui validitas suatu riwayat.
Klasifikasi Sanad
1. Sanad ‘Ālī (Sanad Tinggi)
Sanad ‘Ālī adalah sanad yang memiliki jumlah perawi yang sedikit dan bersambung (muttasil). Sanad ini juga dapat berarti perawi-perawinya lebih dahulu mendengar hadis atau meninggal dunia. Berdasarkan pendekatannya, sanad ‘Ālī terbagi menjadi lima macam:
- ‘Ulu Muthlaq
Yakni sanad yang paling dekat dengan Rasulullah SAW dibanding sanad lainnya, ditinjau dari sedikitnya jumlah perawi.
- ‘Ulu Nisbi
Yaitu kedekatan sanad kepada para imam besar hadis seperti Imam Asy-Syafi’i, Imam Malik, Imam Bukhari, atau Imam Muslim.
- ‘Ulu yang Dinisbatkan pada Kitab
Sanad yang dekat kepada kitab hadis mu‘tabar seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, atau Sunan Al-Arba‘ah.
- ‘Ulu Berdasarkan Kematian Perawi
Sanad yang perawinya wafat lebih dahulu dibanding sanad lainnya.
- ‘Ulu Berdasarkan Waktu Mendengar Hadis
Sanad yang perawinya lebih awal mendengar hadis daripada perawi lain.
Secara umum, sanad ‘Ālī lebih utama dan lebih kuat dibanding sanad nāzil (sanad rendah), selama tidak terdapat unsur yang menjadikan sanad nāzil lebih unggul, seperti perawinya lebih ahfadz (hafalan lebih kuat) atau lebih afqah (lebih memahami fikih). Dalam kondisi demikian, sanad nāzil dapat naik derajat menjadi ‘ulu ma’nawi.
2. Sanad Nāzil (Sanad Rendah)
Sanad nāzil adalah kebalikan dari sanad ‘ālī, yaitu sanad yang jumlah perawinya lebih banyak, atau perawinya mendengar hadis pada waktu yang lebih akhir, atau wafatnya pun lebih belakangan. Sanad ini juga memiliki lima pembagian yang sejajar dengan kategori sanad ‘ālī, namun berada pada tingkatan yang lebih rendah.
Ragam Hubungan dalam Rantai Sanad
1. Riwayat Mudabbaj
Riwayat mudabbaj adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang teman yang saling meriwayatkan satu sama lain, baik dari kalangan sahabat, tabi’in, maupun generasi setelahnya. Syaratnya, keduanya saling menukarkan periwayatan baik dengan perantara maupun tanpa perantara.
Contohnya, Riwayat Al-Laits dari Yazid bin Hadi dari Malik, dan riwayat Malik dari Yazid dari Al-Laits. Faidah mengetahui riwayat ini adalah agar seorang peneliti hadis tidak keliru menisbatkan kesalahan dalam sanad, terutama dalam penggunaan huruf ‘an yang berpotensi tertukar dengan wawu ‘athaf.
2. Riwayat Aqron
Riwayat aqron adalah periwayatan salah satu dari dua orang teman tanpa adanya timbal balik dari yang lainnya. Syaratnya, periwayatan terjadi melalui satu jalur tertentu.
3. Periwayatan dari Rowi yang Lebih Rendah
Maksudnya adalah hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari orang yang lebih muda darinya, baik dari segi umur maupun keilmuan. Misalnya, seorang ayah meriwayatkan hadis dari anaknya, atau sahabat meriwayatkan dari tabi’in. Faidahnya adalah untuk mencegah kesalahan dalam penetapan urutan sanad, agar tidak disangka terjadi pembalikan (inqilāb as-sanad).
4. Sābiq wa Lāhiq
Yaitu dua perawi yang meriwayatkan dari guru yang sama, namun salah satunya wafat lebih dahulu. Pengetahuan tentang kategori ini berguna untuk menghindari prasangka bahwa ada perawi yang gugur dalam sanad perawi lebih akhir wafatnya.
5. Muttafaq dan Muftariq
Keduanya adalah hadis yang memiliki kesamaan dalam segi lafal dan tulisan nama perawi, tetapi berbeda dalam makna atau identitas sebenarnya. Macamnya antara lain:
- Sama nama dan nama ayah.
- Sama nama, nama ayah, dan nama kakek.
- Sama kunyah (nama panggilan yang digunakan untuk menggantikan nama asli seseorang) dan nisbat.
- Sama nama, ayah, dan nisbat.
- Sama kunyah dan nama ayah.
- Sama nama dan kunyah ayah.
- Sama nama dan kunyah.
- Sama nisbat dalam tulisan saja.
6. Mu’talif dan Mukhtalif
Keduanya merujuk pada perawi yang memiliki kesamaan tulisan nama, namun berbeda dalam pelafalan. Perbedaannya dengan muftariq terletak pada aspek keserupaan, jika muftariq serupa dalam tulisan dan pelafalan, maka mu‘talif-mukhtalif hanya serupa dalam tulisan saja.
Kesimpulan
Ilmu sanad merupakan bagian integral dari sistem validasi hadis yang menjadi keistimewaan umat Islam. Pemahaman yang mendalam terhadap klasifikasi sanad baik ‘ālī maupun nāzil serta jenis-jenis hubungan di antara perawi seperti mudabbaj, aqron, sābiq wa lāhiq, dan mu‘talif–mukhtalif menjadi keharusan bagi setiap peneliti hadis.
Melalui metodologi sanad ini, transmisi hadis Rasulullah SAW tetap terjaga keotentikannya lintas generasi, sekaligus memperlihatkan ketelitian ilmiah yang tidak dimiliki oleh tradisi keagamaan lain.
Editor: A. Zaeini Misbaahuddin Asyuari
Penulis: Ahmad Hilmi Abyan Al-Haq
(Mahasantri Semester IV Marhalah Ula Ma’had Aly Lirboyo)
Redaktur
15 Okt 2025
Berikut ini resume kajian fikih dan ushul fikih dalam Kuliah Takhassus Marhalah Ula Ma’had Aly Lirboyo
Redaktur
08 Okt 2025
Pada kesempatan kali ini, Syekh Awwamah menguraikan ragam hadis beserta hukum, syarat, dan metodenya
Redaktur
26 Sep 2025
Syekh Awwamah dalam Dauroh ini membahas Hadis Dhaif hingga Maudhu’ secara detail
Raden Muhammad Rifqi
20 Sep 2025
Kumpulan kisah Inspiratif dari Muslimah-Muslimah Hebat
A. Zaeini Misbaahuddin Asyuari
15 Sep 2025
Buku ini membahas keimanan orang tua Nabi Muhammad SAW dan menumbuhkan kecintaan kepada beliau
Raden Muhammad Rifqi
11 Sep 2025
Buku ini mampu membangkitkan rindu dan meneteskan air mata saat menyelami perjalanan hidup Rasulullah
24 Okt 2025 18 views
Di forum dauroh tersebut Syekh Awwamah menguraikan pentingnya sanad dalam transmisi hadis
19 Okt 2025 511 views
Fenomena terbaru menunjukkan penilaian sepihak terhadap pesantren. Artikel ini hadir untuk menjawab tuduhan miring tersebut
19 Okt 2025 296 views
Tulisan ini merefleksikan adab penuntut ilmu dalam Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir, sebuah telaah tafsir
Comments are not available at the moment.