
Pengolahan Sampah Plastik di Pondok Lirboyo Sebagai Langkah Kongkrit Menuju Pesantren Eco-Friendly
Kediri- Pondok Pesantren Lirboyo terus menunjukkan kepeloporan dalam pengamalan nilai-nilai keislaman yang berpadu dengan kepedulian lingkungan.
Melalui Unit Pengolahan Sampah Plastik yang telah berjalan sejak tahun 2018, pesantren ini tak hanya mengatasi persoalan sampah plastik, tetapi juga memberi teladan sebagai pesantren ramah lingkungan.
Sebagai lembaga pendidikan berbasis Islam, Pondok Pesantren Lirboyo Kediri tak hanya menekankan aspek spiritual dan intelektual.
Lebih dari itu, pesantren ini menghidupkan prinsip “an-nadhofatu minal iman” (kebersihan adalah bagian dari iman) dalam kehidupan sehari-hari para santri.
Seiring meningkatnya konsumsi harian, terutama dari kemasan sekali pakai, pengelolaan sampah plastik menjadi tantangan sekaligus peluang besar.
Menjawab tantangan tersebut, atas inisiatif para Dzuriyah dan pimpinan pondok, didirikanlah Unit Pengolahan Sampah Plastik di bawah naungan Badan Usaha Milik Pondok (BUMP).
Unit ini mulai berjalan dengan bantuan dua mesin dari Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School, Bogor, dan kini berkembang dengan kapasitas pengolahan mencapai 4 kwintal sampah per hari.
Berbeda dari model pengelolaan sampah di banyak tempat, unit ini sepenuhnya dijalankan oleh para santri. Mereka menangani seluruh proses daur ulang, dari awal hingga akhir meliputi:
- Pengumpulan dan pemilahan sampah (botol, gelas, kardus)
- Pembersihan
- Penggilingan dan pengepressan
- Pengeringan dan penjemuran
- Pencetakan hasil daur ulang
Untuk menunjang proses tersebut, digunakan lima jenis mesin utama:
- Mesin press (kapasitas 1,5 ton/hari)
- Mesin giling (kapasitas 3 kwintal/hari)
- Mesin krin (kapasitas 3 ton)
- Mesin pengupas label
- Mesin blower (modifikasi dari mesin organik yang kini digunakan untuk pengeringan)

Menurut Koordinator Unit Pengelolaan Sampah, Bpk. Nabilunnajwa Panjubi, saat ini unit tersebut telah bekerja sama dengan pabrik Coca-Cola untuk distribusi produk daur ulang.
“Sampah yang kami kelola bukan hanya berasal dari pesantren, tapi juga dari masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Dalam sebulan, unit ini mampu mencatat omzet hingga Rp. 31 juta, dengan laba bersih sekitar Rp. 25 juta.
Sementara itu, Bpk. Zakiyyunuha, S.Ag., selaku Kepala Badan Usaha Milik Pondok (BUMP), menyampaikan bahwa tujuh santri aktif terlibat langsung dalam operasional harian proses pengelolaan sampah.

Ketua Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Bpk. M. Akhsan Jaza’ Al-Aufa, M.Ag., menuturkan: “Ini adalah bentuk nyata dari komitmen para santri dalam menjaga bumi, lingkungan, dan tempat belajar mereka. Disamping itu, pengolahan sampah ini juga menjadi salah satu sumber pemasukan yang cukup signifikan bagi pesantren,” tegasnya.
Inisiatif pengolahan sampah plastik di Pondok Pesantren Lirboyo menjadi bukti bahwa nilai-nilai keislaman dapat bersinergi dengan semangat pelestarian lingkungan.
Di tengah tantangan ekologi global, pesantren tak lagi sekadar menjadi pusat ilmu pengetahuan dan keagamaan, tapi juga pionir dalam membangun kesadaran ekologis dan keberlanjutan lingkungan. Pondok Lirboyo telah membuktikan bahwa dari pesantren, perubahan bisa dimulai.
Editor: A. Zaeini M.A
Syauqi Multazam
18 Jun 2025
Berikut sejumlah kiat agar produktif dalam menulis kitab hasil wawancara eksklusif dengan Kyai Asep
18 Jun 2025 101 views
Berikut sejumlah kiat agar produktif dalam menulis kitab hasil wawancara eksklusif dengan Kyai Asep
18 Jun 2025 82 views
Kuliah Takhassus bertujuan untuk menunjang kreativitas dan keilmuan mahasantri
13 Jun 2025 183 views
M3HM menggelar workshop jurnalistik dengan tema Pesantren dan Dunia Kreatif

Comments are not available at the moment.